Hidup Itu Indah Jika Menjalaninya Dengan Baik

Analisis Taktik 8 Besar Liga Champions 2012/13

Analisis Taktik 8 Besar Liga Champions 2012/13
Liga Champions 2012/13 telah memasuki babak perempat final. Delapan klub terbaik masih bertahan dalam perburuan takhta Eropa.

Drawing untuk fase ini pun sudah digelar dan memunculkan empat partai bergengsi yang menjanjikan tontonan berkualitas.

Berikut analisis taktik, gaya permainan, pola serangan dan pertahanan, serta pemain kunci dari masing-masing kontestan yang tersisa. (br/whs/gia)

BARCELONA

Barcelona 
Style of play Barcelona bukan lagi sebuah rahasia.

Tiki-taka, operan pendek, penuh energi, dan pressing tinggi.

Anggapan bahwa Barcelona sudah habis langsung pupus berkat performa luar biasa saat menghabisi AC Milan di kandang. Namun, salah satu makna paling penting dari laga tersebut adalah fakta bahwa Blaugrana tidak menutup diri terhadap perubahan.

Untuk pertama kali setelah sekian lama, Lionel Messi ditempatkan sebagai seorang 'nomor 10', bukan 'nomor 9' seperti yang biasa kita lihat belakangan ini. Hal itu membuat Barcelona jadi susah diterka dan lawan pun kesulitan menyusun game plan paling tepat guna meredam mereka.

Meski begitu, ada satu yang tidak berubah, yaitu lawan takkan pernah merasa tenang setiap menguasai bola dan dipaksa mengejar bayangan sekaligus berada dalam ancaman konstan jika possession pindah ke tangan Barcelona.

Pemai kunci: Sergio Busquets, Xavi, Lionel Messi.

BAYERN MUNICH

Bayern Munich 
Bayern Munich merupakan simbol kekuatan sepakbola modern yang mengedepankan efisiensi dan efektivitas dalam permainannya.

Bayern menerapkan formasi populer 4-2-3-1, tapi sedikit dimodifikasi demi mengeluarkan kemampuan terbaik setiap pemainnya.

Jupp Heynckes memiliki Dante yang tangguh di posisi bek sentral, Philipp Lahm dengan kecepatan dan sayatannya di sektor full-back, serta gelandang sentral kelas dunia dalam diri Bastian Schweinsteiger dan Javi Martinez untuk menjaga keseimbangan di lini tengah.

Ancaman utama datang dari barisan depan, di mana kehadiran Mario Mandzukic, yang beradaptasi secara instan, telah membebaskan potensi terbaik dari dalam diri Thomas Mueller. Permainan kombinasi dua front men ini adalah senjata utama Bayen untuk menginfiltrasi lini pertahanan lawan.

Seandainya mereka dihentikan, lawan tetap tak bisa tenang. Masih ada Franck Ribery atau Arjen Robben yang memiliki speed dan skill individu mumpuni untuk melakukan tusukan-tusukan mematikan.

Pemain kunci: Thomas Mueller, Bastian Schweinsteiger.

BORUSSIA DORTMUND

Borussia Dortmund
Juergen Klopp menerapkan beragam skema di Borussia Dortmund dan hampir selalu berubah setiap kali mereka melakoni pertandingan.

Formasi dasarnya adalah 4-2-3-1 dengan para penyerang diberi kebebasan untuk bergerak. Robert Lewandowski tak selalu terpaku di posisi ujung tombak, Mario Gotze menjelajah dari satu sayap ke sayap lain, sementara Marco Reus melakukan cut-in untuk mencari kelemahan di dinding pertahanan lawan.

Jika ketiganya tidak berfungsi, Ilkay Gundogan akan mendikte tempo permainan dari posisinya sebagai deep-lying playmaker dan Lewandowski menggunakan kemampuan arealnya untuk menjaga bola di wilayah berbahaya.

Mereka melakukan pressing tinggi, bermain cepat, dan sangat sulit dikalahkan. Sven Bender adalah salah satu yang terbaik untuk urusan mematikan nomor 10 lawan.

Pemain kunci: Mario Gotze, Ilkay Gundogan.

GALATASARAY

Galatasaray
Dari semua perempat finalis, Galatasaray merupakan yang paling terakhir difavoritkan.

Formasi baku Galatasaray adalah 4-4-2. Mereka memakainya hampir di setiap pertandingan fase grup untuk lolos ke 16 besar. Namun, penambahan Wesley Sneijder dan Didier Drogba membuat sang raksasa Turki memiliki lebih banyak variasi pola permainan.

Fatih Terim telah mencoba 4-2-3-1 dengan menempatkan Sneijder di posisi '1', tapi muncul sedikit masalah akibat belum padunya Burak Yilmaz dan Didier Drogba sebagai duet penyerang.

Entah skema mana yang bakal lebih dipilih oleh Terim, tapi ada satu hal yang tak berubah, yakni pola permainan mereka.

Galatasaray mengalirkan bola dengan cepat, memanfaatkan kedua sayap, dan memusatkan serangan pada striker bintangnya. Burak dimanjakan servis konsisten para rekannya sejauh ini. Dengan delapan gol, dia bahkan menduduki puncak daftar top scorer bersama Cristiano Ronaldo.

Pemain kunci: Burak Yilmaz, Hamit Altintop.

JUVENTUS

Juventus
Dari segi taktik, Juventus nyaris tak tertandingi. Terlebih lagi, Antonio Conte telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam mematangkan formasi terbaik yang bisa memaksimalkan semua potensi pada skuad La Vecchia Signora.

Juventus bermain dengan pola 3-5-2 berenergi tinggi yang merupakan kombinasi solid antara pertahanan tembok besi, lini tengah vertikal, dan daya dobrak mematikan.

Ruh permainan Juventus adalah sang regista Andrea Pirlo, yang ditunjang oleh linkup player sekelas Mirko Vucinic.

Pirlo mengendalikan semuanya dari sentral lapangan dengan kreativitas, visi, dan jangkauan passing tanpa tandingnya, sementara para winger mengiris kedua belah sayap untuk membuka semua jalur operan. Vucinic mengumpulkan operan Pirlo dan mendistribusikannya ke barisan depan.

Satu-satunya kelemahan Juventus adalah di posisi striker. La Vecchia Signora tidak memiliki finisher sejati macam Edinson Cavani atau Mario Balotelli. Sebastian Giovinco, yang diharapkan bisa memberi dampak positif, gagal menunjukkan sinarnya.

Pemain kunci: Andrea Pirlo, Mirko Vucinic, Claudio Marchisio.

MALAGA

Malaga
Stabilitas pertahanan dan kekuatan ofensif racikan Manuel Pellegrini telah membuat Malaga jadi sensasi di Liga Champions musim ini.

Pellegrini menggunakan formasi 4-4-2 atau 4-2-3-1 yang terbukti sukses melesatkan Malaga hingga perempat final pada musim perdananya di kompetisi elit Eropa.
Isco jadi pusat perhatian dengan aksi-aksi cut-in memukaunya di sektor kiri, sedangkan Martin Demichelis dan Weligton membentuk duet tangguh di pusat pertahanan sang wakil La Liga.

Kekuatan utama Malaga adalah serangan mereka lewat kedua sayap, yang dihuni oleh Joaquin dan Isco, sementara Manuel Iturra serta Ignacio Camacho menciptakan keseimbangan di lini tengah.

Pemain kunci: Martin Demichelis, Isco.

PSG

PSG
Carlo Ancelotti menghabiskan waktu sekitar empat bulan guna mencari formasi terbaik untuk skuad bertabur bintang milik PSG. Ancelotti memilih 4-2-2-2 yang bisa membuat para pemainnya menciptakan kreasi tanpa batas.

Mesin penggerak permainan diserahkan kepada Blaise Matuidi, yang identik dengan konsistensi, dan sang deep-lying playmaker Marco Verratti. Namun, tak bisa dibantah bahwa PSG sangat ditopang oleh skill dan kehebatan target man utama mereka, Zlatan Ibrahimovic.

Serangan PSG kebanyakan bermula dari Lucas Moura di sektor kanan. Dia memiliki kemampuan untuk mengalahkan para marker lawan serta menyusun counter attack mematikan.

Dalam mode bertahan, satu striker (biasanya Ezequiel Lavezzi) akan turun untuk menjadi penghubung permainan, sedangkan satunya lagi bergerilya di garis tengah sambil menunggu kesempatan.

Pemain kunci: Blaise Matuidi, Zlatan Ibrahimovic.

REAL MADRID

Real Madrid
Musim ini, Real Madrid bukan lagi tim yang sepenuhnya antipeluru. Formasi 4-2-3-1 racikan Jose Mourinho memiliki sejumlah lubang.

Lancar atau tidaknya permainan Madrid bergantung kepada dua pemain, yakni Xabi Alonso dan Cristiano Ronaldo. Jika keduanya dimatikan, lawan bisa meraih kemenangan.

Teori yang mudah diucapkan, tapi sulit untuk direalisasikan. Borussia Dortmund secara mengejutkan sanggup melakukannya. Manchester United juga, namun hanya selama 60 menit.

Mourinho memiliki alternatif lain pada diri Luka Modric, yang sama kreatifnya dengan Alonso, tapi mobilitasnya lebih baik. Berkat itu, skema andalan Mourinho tetap terjaga. Di tangannya, Madrid tidak berlama-lama menguasai bola, tapi lebih memfokuskan pada tikaman ke jantung pertahanan lawan (biasanya lewat serangan balik).

Pola Alonso-Ronaldo memang sudah beberapa kali terbaca oleh lawan musim ini. Akan tetapi, Madrid tetap menakutkan, karena mereka memiliki sederet game-winner serta motivasi kuat untuk mewujudkan impian besar yang bernama La Decima.

Pemain kunci: Xabi Alonso, Cristiano Ronaldo.
0 Komentar untuk "Analisis Taktik 8 Besar Liga Champions 2012/13"

Back To Top